<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://draft.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d4765304266374303244\x26blogName\x3ddewa+yudhi++blogs\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLACK\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://himynameisdewa.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://himynameisdewa.blogspot.com/\x26vt\x3d2106225396974752831', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

dewa yudhi blogs

my personal blog. contain my activiy . MY motto : blog never stop

 

Terlalu lama didepan komputer bisa menyebabkan beku darah

Kemarin sewaktu saya baca detikINET.com saya temukan artikel yang menarik. Sepertinya artkel ini penting untuk kita yang sering didepan komputer. Berikut artikel tersebut yang saya kutip langsung dari detikINET.


Selandia Baru, Para pekerja kantoran yang berlama-lama duduk di depan komputer berisiko tinggi mengalami kebekuan darah yang fatal yang dapat menyebabkan kematian.

Associated Press yang dikutip detikINET, Kamis (15/3/2007) melansir, sebuah studi yang dilakukan peneliti asal Selandia Baru menyebutkan, 34 persen pasien yang mengalami beku darah mengaku bekerja di depan komputer dalam waktu lama.
Prof. Richard Beasley dari Medical Research Institute Selandia Baru mengatakan pasien-pasien tersebut mengalami apa yang disebut Deep-vein thrombosis (DVT), yaitu suatu kondisi di mana terdapat gumpalan darah beku di pembuluh vena kaki. Darah beku tersebut bisa berakibat fatal. Jika pecah, dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah di paru-paru.

Kondisi tersebut selama ini dikaitkan dengan penerbangan jarak jauh, dan disebut "economy class syndrome". Sindrom tersebut disebabkan karena tempat duduk di pesawat tidak memiliki ruang yang cukup untuk peregangan dan mengurangi resiko kebekuan darah.

Studi tersebut meneliti 62 pasien berusia di bawah 65 tahun. Dari jumlah tersebut, hanya 1,4 persen yang mengalami DVT karena menjalani penerbangan jarak jauh.

Hasil studi tersebut akan dipublikasikan bulan depan di New Zealand Medical Journal.(nks/nks)

Sumber detikInet.com





Labels:

 
 

Tips mengurangi kecanduan internet

Selalu ingin menghabiskan waktu lebih banyak di internet? Rela mengurangi kegiatan sosial atau rekreasional demi menggunakan internet? Atau merasa gelisah jika tidak menggunakan internet? Jika iya, Anda sepertinya mengalami kecanduan internet.


Ada banyak alasan mengapa seseorang menghabiskan waktu terlalu banyak di internet. Internet bisa digunakan sebagai wadah melarikan diri dari perasaan bersalah atau depresi, mirip seperti peran obat penenang yang kerap dipakai orang yang sering merasa cemas atau gelisah. Internet menawarkan sesuatu yang mendebarkan, tempat pelarian ke hal-hal 'gaib' bahkan erotik.

Alasan lainnya, seseorang yang kecanduan internet selalu ingin menghabiskan lebih banyak waktunya di internet hanya untuk sekadar memenuhi kepuasan hati. Jika tidak menggunakan internet, ia merasa gelisah, cemas, atau tanpa sadar melakukan gerakan mengetik. Hal ini malah akan merusak jiwa seseorang jika dibiarkan terus.

Melihat fenomena tersebut, sadar atau tidak, internet telah sukses 'menghipnotis' para penggunanya. Ia (internet-red) bisa membuat para penggunanya lupa diri dan lupa waktu hingga pendidikan dan kegiatan sosial lainnya pun jadi terganggu. Jika internet telah mencampuri kehidupan pribadi, finansial, pekerjaan atau kesehatan, bisa jadi ini menjadi sinyal peringatan bagi Anda para pecandu Internet.

Namanya juga kecanduan, tidak gampang untuk langsung putus hubungan dengan internet dalam waktu singkat. Yuk, coba beberapa tips singkat untuk mengurangi kecanduan internet, yang dikutip detikINET dari LA Times, Selasa (6/3/2007).

Cari tahu masalahnya.
Jika Anda menggunakan internet sebagai pelarian dari masalah depresi, gelisah atau masalah hubungan, bukan internet tempat pelariannya. Memanfaatkan internet sebagai tempat pelarian hanya akan membuat Anda semakin candu dengan internet. Psikoterapi bisa menjadi alternatif solusinya. Disana Anda bisa belajar keahlian bagaimana memanajemen stres dengan baik.

Kenali pemicunya.
Menjadi seorang pecandu internet tentu karena dipicu suatu hal. Cari tahu dan kenali pemicunya. Apakah Anda bosan, stres atau kesepian? Jika hal tadi yang menjadi penyebabnya, coba buat daftar cara alternatif untuk mengatasi perasaan itu misalnya dengan jalan-jalan bersama teman.

Kurangi sedikit demi sedikit kebiasaan berlama-lama di internet.
Bagi yang sudah keranjingan dengan internet, cobalah untuk mengurangi sedikit demi sedikit kebiasaan Anda 'bergaul' terlalu lama dengan internet. Misalnya, jika Anda menghabiskan waktu 10 jam sehari di internet, coba kurangi 2 jam saja untuk melakukan kegiatan yang lain seperti rekreasi, ngobrol dan berkumpul dengan keluarga, atau kegiatan sosial lainnya.

Cobalah buat jadwal kapan Anda boleh menghabiskan banyak waktu untuk menggunakan internet dan kapan waktu yang tidak boleh diganggu gugat, tapi harus dipatuhi tentunya. Setidaknya dengan begitu, sedikit demi sedikit Anda bisa mengurangi rasa ketergantungan dari internet.

Ubah pola kebiasan online.
Salah satu cara untuk mengurangi ketergantungan internet adalah dengan mengubah pola kebiasaan ber-internet. Terbiasa menonton film online? Coba ubah kebiasaan itu dengan cara pergi ke bioskop. Menelepon langsung orang yang kita cari lebih baik ketimbang mengirimkan e-mail. Atau, ubah kebiasaan Anda berbelanja secara 'maya' di internet dengan cara berbelanja langsung ke toko-toko nyata.

Atur ulang jadwal rutinitas.
Jika Anda biasanya memeriksa e-mail pada pagi hari setelah bangun tidur, coba periksalah e-mail tersebut setelah sarapan. Tak adal salahnya menikmati waktu sarapan bersama keluarga karena bisa mempererat keharmonisan hubungan. Jika sepulang dari kantor biasanya Anda langsung nongkrong di internet, tunggulah sampai setelah makan malam. Sambil menunggu makan malam Anda bisa berleyeh-leyeh di sofa sambil mendengarkan musik mungkin?(dwn/dwn)

sumber : detikinet.com

Labels:

 
 

Rasa takut karena suatu kejadian

Semua orang pasti mempunya rasa takut (phobia). Rasa takut banyak macamnya, ada yang takut karena kecoa, ada yang takut ular, ada yang takut anjing dan lain sebagainya. penyebab rasa takut itu banyak.. ada yang karena trauma, ada yang karena diberi tahu oleh seseorang, ada yang karena membaca, dan banyak lagi penyebab yang lain.
Dari penelitian yang saya lakukan terhadap beberapa orang teman ternyata kebanyakan dari mereka mempunyai kesamaan penyebab rasa takut yaitu karena trauma. contohnya teman saya dendi, dia takut akan katak karena suatu kejadian. kejadiannya ketika waktu kecil dia main di sawah dan sering tidur-tiduran di pematang sawah. Ketika itu, sewaktu dia bangun yang dia lihat pertama kali adalah katak yang berada tepat di depan matanya. sejak saat itu dendi takut dengan katak (sory den sudah membocorkan rahasiamu...). lain lagi dengan teman saya melani, kasusnya sama dengan dendi yaitu sering main di sawah (maklum rumahnya dekat sawah...) pas waktu itu dia ngga sengaja menginjak ular. sejak saat itu dia takut akan ular.
Sejujurnya saya juga mempunyai rasa takut. saya sangat takut terhadap acar. Menggelikan memang.., tapi saya benar-benar takut akan acar. Penyebabnyapun karena trauma (karena suatu kejadian). malas saya menceritakannya karena sangat memalukan sekali... he he he
Kesimpulan saya dari penelitian saya dari beberapa orang teman bahwa : phobia itu muncul lebih banyak karena orang tersebut mengalami hal yang tidak mengenakkan terhadap hal yang ditakutinya itu.

Labels: